Senin, 02 Agustus 2010

Laporan Praktikum Penyakit Parasitik

PEMERIKSAAN EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT

Tinjauan pustaka

Nematoda mempunyai jumlah spesies yang terbesar di antara cacing- cacing yang hidup sebagai parasit. Cacing-cacing ini berbeda-beda dalam habitat, daur hidup dan hubungan hospes-parasit. Kucing dan anjing merupakan hospes defenitif dari Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum. Cacing ini menyebabkan creeping eruption pada manusia.Nematoda adalah cacing yang umumnya berbentuk bulat (silindris) memanjang dari anterior ke posterior dan pada anterior terdapat mulut.

Kedua parasit ini ditemukan di daerah tropic dan subtropic, juga ditemukan di Indonesia. Pemeriksaan di Jakarta menunjukkan bahwa pada sejumlah kucing ditemukan 72 % A.braziliense, sedangkan pada sejumlah anjing terdapat 18 % A.braziliense dan 68 % A.caninum.

Tanggal praktikum : 31 Desember 2008

Hewan coba : Anjing

Pemilik hewan : Mahasiswa Ko-As

Status hewan (kondisi) : agak kurus, bulu kusam, mata belekan.

Metode pemeriksaan

1. Feses

Pemeriksaan feses ini dilakukan untuk mengetahui hewan/ ternak menderita cacingan atau tidak.

· Metode natif

¨ Ambil segumpal tinja, taruh di atas gelas objek

¨ Teteskan air dan ratakan

¨ Tutup dengan kaca penutup

¨ Periksa dibawah mikroskop

Hasil : Ancylostoma caninum

Pembahasan :

Cacing ini disebut juga cacing kait karena karakteristik postur tubuh bagian anterior seperti kait. Cacing ini bertanggung jawab atas morbiditas dan mortilitas hewan terutama karena aktifitas menghisap darah di usus halus.

· Metode sentrifus

¨ Ambil ± 2 gr tinja, taruh dalam mortir, tambahkan sedikit air dan diaduk- aduk sampai larut

¨ Tuangkan ke tabung sentrifus sampai ¾ tabung.

¨ Putar dengan putaran cepat sampai 5 menit.

¨ Buanglah cairan jernih di atas endapan.

¨ Tambahkan NaCl jenuh pada endapan tadi sampai ¾ tabung dan aduk lah samapi merata.

¨ Putar lagi dengan putaran cepat sampai 5 menit

¨ Letakkan tabung sentrifus tegak lurus di rak.

¨ Teteskan NaCl jenuh dengan pipet sampai permukaan menjadi cembung dan biarkan selama 3 menit.

¨ Tempelkan objek glass di atas permukaan yang cembung tadi dengan hati- hati, lalu balik dengan cepat.

¨ Tutup dengan cover glass dan periksa di bawah mikroskop.

Hasil : Ancylostoma braziliense

Pembahasan :

Cacing ini juga sama dengan Ancylostoma caninum. Yang menyebabkan penyakit ancylostoma pada anjing dan kucing.

· Metode Mc Master

¨ Letakkan 2 gr tinja yang telah digerus dalam sebuah tabung sampai 30 ml. aduk dengan sesama.

¨ Letakkan 1 ml dari campuran tersebut dalam suatu tabung reaksi dan tambahkan 1 ml gula sheater dan campurkan.

¨ Letakkan beberapa tetes di dalam kamar hitung

¨ Biarkan sedian itu beberapa menit agar telur naik ke atas.

¨ Hitung telur dalam ruangan itu.

¨ Kalikan dengan 200.

Hasil : 23 × 200 = 4600 ttgt

Pembahasan :

Jumlah ttgt yang didapat cukup banyak. Berarti banyak cacing yang terdapat di dalam saluran pencernaan anjing tersebut.

2. Darah

· Preparat ulas tipis

¨ 1-2 tetes darah taruh di atas object glass.

¨ Buat preparat tipis dan keringkan.

¨ Fiksasi dengan etanol selama 3 menit

¨ Keringkan.

¨ Warnai dengan GIEMSA 10 % selama 30 menit.

¨ Cuci dengan air leding.

¨ Keringkan.

¨ Periksa dibawah mikroskop dengan minyak emersi.

Hasil : adanya terdapat macrofag.

Pembahasan :

Adanya macrofag menunjukkan adanya infeksi atau benda asing yang masuk kedalam tubuh anjing. Macrofag merupakan sel leukosit yang memakan benda- benda asing yang menginfeksi.

3. Ektoparasit

· Kerokan kulit

¨ Celupkan scalpel ke dalam minyak minyak mineral.

¨ Tarik kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari.

¨ Keroklah kulit sampai keluar darah.

¨ Hasil kerokan yang melekat di scalpel dipindahkan ke gelas objek dan campurkan NaOH 10 %. Lihat di bawah mikroskop

Hasil : Negatif

Pembahasan :

Tidak ditemukan adanya tungau- tungau yang melubangi kulit yang cukup dalam.

· Koleksi langsung

Hasil : 1 ekor caplak Ixodidae.

Pembahasan :

Caplak termasuk spesies ektoparasit hematofagus, sumber makanan berupa darah dan cairan jaringan induk semangnya.

Pembahasan

Caplak terdiri dari caplak keras (family Ixodidae) dan caplak lunak (family Argasidae). Caplak Ixodidae mempunyai bagian mulut yang terletak pada ujung anterior tubuh, sepasang mata pada sisi lateral skutum dan sepasang stigmata/spirakel yang berada pada sisi posterol-lateral sampai koksa keempat kaki. Pada basis kapitulum terdapat bagian alat- alat mulut, palpi, kalisera, dan hipostoma. Tubuh betina mempunyai sepasang lekuk marginal pada sisi lateral di belakang skutum.

Setelah telur menetas dan menghasilkan larva, maka larva bergerak ke ujung- ujung rumput dan menunggu munculnya induk semang yang sesuai. Pada tubuh induk semang larva makan/menghisap darah diikuti dengan menyilih dan berubah menjadi stadium nimfa. Integument nimfa mengalami pengerasan dan selanjutnya mencari induk semang, menghisap darah sampai kenyang, menyilih dan menjadi caplak dewasa. Setelah pengerasan integument caplak dewasa melakukan kopulasi yang dapat terjadi pada permukaan tubuh induk semang atau di atas tanah. Caplak jantan selesai kopulasi akan mati dan betina sesudah oviposisi selesai.

Caplak yang tergolong penting adalah Boophilus microplus, caplak ini berkulit keras dan berumah satu (hidup pada satu ekor hewan). Daur hidupnya terdiri dari telur, larva, nimfa dan dewasa. Dari larva sampai dewasa dapat menempel pada satu individu induk semang. Baik caplak jantan atau betina menghisap darah sepanjang waktu.

Anemia haemoragi akut dan kronis umumnya terlihat pada anjing dibawah 1 tahun dan anak- anak anjing yang terinfeksi melalui rute transmamari dan hewan muda ini sangat rentan karena hanya mempunyai cadangan zat besi yang sedikit. Kehilangan darah dimulai pada hari kedelapan setelah infeksi dimana cacing sudah membentuk kait pada kapsula bukhalis yang membuat cacing mampu bergayut di mukosa usus sekaligus merobek karteriola di mukosa. Setiap cacing mampu menghisap 0,1 ml darah setiap hari dan pada infeksi beberapa ratus cacing, anak anjing akan menderita anemia yang hebat. Pada infeksi yang lebih ringan pada anjing yang lebih tua, anemia tidak begitu parah karena sum-sum tulangnya dapat mengatasinya untuk beberapa saat.

Kesimpulan

Pada percobaan di atas menggunakan hewan coba anjing dengan pemeriksaan endoparasit dan ektoparasit. Pemeriksaan parasit interna yaitu dengan memeriksa fesesnya dengan metode natif, metode sentrifus dan metode Mc Master. Hasil yang didapatkan yaitu adanya telur nematoda Ancylostoma caninum dan Ancylostoma braziliense. Pada pemeriksaan darah ditemukan adanya macrofag. Tungau yang melubangi kulit tidak ditemukan. Yang ditemukan hanya ektoparasit yaitu caplak family Ixodidae.

Pengobatan

Untuk ancylosoma diberikan Thenium, Mebendazole, Fenbendazole, Dichlorvos dan nitroscanate yang akan membunuh cacing dewasa dan larva dalam usus. Bila penyakitnya sangat parah dianjurkan untuk memberikan zat besi. Pad anjing muda mungkin membutuhkan transfuse darah.

Pemberantasan caplak dilakukan dengan acarisida dari golongan HCH 15-20 %, organofosfat, coumaphos 0,05 %. Golongan pyrethroid sintetik seperti permethrin juga dapat digunakan dengan konsentrasi 30-70 ppm. Aplikasi dengan cara dipping juga dapat digunakan dengan konsentrasi 30-70 ppm. Aplikasi dengan dipping (perendaman) dan penyemprotan.


DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2009. http://www.jvetunud.com

Anonimus, 2008. http://www.disnaksumbar.org

Anonimus, 2008. http://www.ksu.edu/parasitology/basicbio.com

Gandahusada, Srisasi, 2001. Parasitologi Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI: Jakarta.

Staf Parasitologi, 2008. Parasitologi Veteriner dan Penyakit Parasitik. Fakultas Kedokteran Hewan UNSYIAH :Banda Aceh.

1 komentar: